Saturday, July 13, 2013

Props

Boleh yaa gw membagikan dua gambar yang berhubungan dengan props.
Ini dibuat sebagai bagian dari assignment. Pelajarannya emang tentang making props sech. 
Gw sangat menyukai dan menikmati kelas ini. Sayangnya gw cuma belajar satu semester :( But still, I was having fun!! ^^
Untuk bikin props, kita ga cuma asal bikin. Pertama, kita harus tau dulu ceritanya seperti apa, bagaimana proses terjadinya, apa penyebabnya, pokoknya cari tau latar belakang ceritanya dengan jelas, baru dari situ kita bisa melakukan research yang diperlukan untuk bikin props, sehingga hasilnya pun bisa nampak nyata.
LET'S GET DIRTY!!!!!


Ini ceritanya adalah kaos dari seorang cewe yang habis disiksa sama cowonya dan akhirnya ditembak di daerah perut. 
Untuk bikin kaos dengan darah-darah semacem itu, gw harus bikin skenario kasar atau synopsis tentang kejadiannya. Mulai darai proses bagaimana cewenya disiksa, apakah dia dipukul atau ditampar, apakah dia didorong sampai jatuh ke lantai, diseret-seret, dsb. Setelah itu, gw melakukan research sebagai referensi. 
Gw mencari gambar dari pakaian yang bener-bener bekas tertembak *so bloody!!!!! Kalau referensi udah dirasa cukup, tinggal dikaryakan sajaaaaaa ;)
Untuk noda darah, bisa dibuat dari campuran antara glucose dan pewarna makanan. Kalo udah tercampur, tinggal diaplikasikan ke kaosnya. Tapi jangan asal juga, tetep memperhatikan bagaimana luka-luka atau darah itu bisa bermunculan. Itulah gunanya research, seperti yang udah gw bilang tadi. Luka akibat tembakan pun bisa berbeda tergantung dari jenis pistol, lokasi tertembaknya pun mempengaruhi darah yang akan tembus ke pakaian. Luka tembak di daerah perut dengan daerah dada (jantung) hasilnya pun akan berbeda. Jadi, jangan sepelekan detail-detail seperti itu ;)

Kalo yang satu ini adalah buku lama yang terbakar. Jangan lupa researchnya sebagai referensi, biar bikinnya nanti ga melenceng.
Apakah terlihat seperti terbakar sungguhan?? Tapi ini sama sekali ga ada yang dibakar!!
Untuk bikin buku gosong ini, lebih baik dilakukan dalam keadaan basah, supaya lebih gampang bikinnya.
Cara untuk bikin buku keliatan rada kuno (berwarna coklat-coklat gitu), celupin aja bukunya ke dalam air teh. Kalo pengen warna coklat yang semakin pekat, tinggal tambahin aja jumlah teh-nya. Fungsi lain dari mencelupkan buku ke dalam air, yaitu supaya bukunya jadi lembek dan mudah untuk dibentuk. Dalam arti, bagian-bagian yang nampak seperti terbakar itu sebenernya hasil sobekan. Buku atau kertas akan lebih mudah disobek kalau udah lembek.
Biasanya khan kalo buku yang terbakar tu ada bagian-bagian yang berwarna coklat ada juga yang item. Untuk bikin yang berwarna coklat bisa dengan kopi, dan untuk bagian yang berwarna hitam pastinya dengan cat warna hitam. Aplikasikan pada buku dengan menggunakan sponge supaya bisa mendapatkan tekstur seperti yang terlihat di gambar.

Hmmm.. begitulah kira-kira penjelasan kasar dan membingungkan dari cara membuat props baju bekas luka tembak dan buku jadul yang terbakar.
Kalau butuh penjelasan yang lebih tidak membingungkan, silahkan bertanya..hohohohohohoho

Cheers!!

Thursday, July 11, 2013

Handmade #2

Ijinkan gw kali ini untuk memajang beberapa gambar yang berhubungan dengan scrapbook.

Pake prakata dulu lah yaa..

Jadi ceritanya tu begini.. Beberapa bulan yang lalu sepasang muda-mudi yang juga merupakan temen gereja gw mengadakan acara pernikahan. Biasanya khan kalo diundang ke pernikahan tu pilihannya antara ngasih 'amplop' atau gift yang mungkin bisa berguna nantinya ketika mereka sudah berumah tangga, misalnya seprei, wajan, teko, frame photo dan macem-macem.
Entah dari mana ide ini berasal atau hanya sebuah kreatifitas dan spontanitas semata, tiba-tiba Ibu (yang juga kenal dengan pasangan ini) menyarankan untuk bikinin mereka scrapbook sebagai hadiah pernikahan. *kucinta Ibu
Ide yang lumayan cemerlang, walaupun berakibat pada mumet-nya a.k.a pusing-nya kepala ini mikirin mau dibikin kaya gimana?
Tapi untunglah, setelah melewati masa-masa yang cukup memusingkan, jadi juga.....


Ide untuk bikin suit&tie plus wedding dress ini didapet waktu gw lagi nyari inspirasi buat bikin wedding card. (akan mengerti setelah melihat gamba-gambar selanjutnya..hoho)
Kalo wedding dress itu ada yang bikin aslinya, lucu juga kali yaa.. hoho *berkhayal




Naa, kalo ide ini muncul dengan sendirinya setelah pusing mikirin simbol-simbol yang bisa mewakili sepasang pengantin selain dari kostum pernikahannya. 
Butuh berkali-kali bikin buat gw untuk bisa dapet bentukan/ potongan sepatu yang seperti digambar. Cara yang gw lakukan sangatlah konvensional. Pertama, gw nyari gambar sepatu cowo dan cewe. Kedua, gw gambar ulang dalam ukuran yang lebih kecil. Ketiga, digunting dech.
Untuk detail tali di sepatu cowonya, itu tinggal pake benang dan jarum, jait dech ^^ Biar lebih dapet kesan talinya, dibanding kalo cuma ditarik garis make bolpoin tinta hitam. (ya walaupun kalo dari jauh hasilnya mungkin kelihatan sama aja.. hoho *pay attention to detail)


That tiny thing on my palm hand  tu, ceritanya, hand bouquet.. hoho
Gw sech sempet berkhayal ya, kalo misalnya hand bouquet mini ini ada versi gedenya (maksud: ukuran hand bouquet pada umumnya), bakalan lucu dan cocok kayanya untuk dijadikan wedding hand bouquet dengan tema boho. Kalo ga dijadiin hand bouquet, dijadiin bunga dekorasi dech, lucu juga kayanya.. hoho


Sebenernya, dapet ide untuk bikin kartu ini tu pas lagi googling nyari contoh wedding card. Emang sama sech bentukannya dengan yang gw liat di internet. Yang bikin beda adalah pitanya. Kalau yang gw liat di internet, ada yang ga pake pita, tapi ada juga yang pitanya dari kertas. Cara buka kartunya pun biasa aja. Kalau kartu gw ini, selain pita di wedding dress-nya emang dari pita sesungguhan, cara bukanya pun berbeda. Kita harus narik salah satu ujung dari pita supaya simpulnya terbuka, baru dech ucapan di dalemnya bisa dibaca ^^





Yaa.. kira-kira begitulah jadinya. Memang sederhana dan ga susah-susah amat.
Semoga cukup memberi ide/ inspirasi kalo misalnya ada yang mau scrapbooking.

Satu hal yang selalu gw inget kalo lagi mau bikin sesuatu: Simple is more.

Cheers!!

Tuesday, July 9, 2013

Handmade #1

Menyambung tulisan gw sebelumnya tentang handmade stamp card and scrapbook, agak sayang rasanya kalo ilmu yang gw dapet dari short class itu ga dipraktekkan sendiri. Maka... dilakukanlah sebuah percobaan bikin kartu!! Yay!!
Percobaan pertama : Christmas cards
Alasan : berhubung saat itu menjelang hari Natal (sekalian kartu perpisahan buat temen-temen)
Dan.....................
Beginilah kira-kira jadinya,






















Percobaan kedua : Birthday cards
Alasan : kebanyakan request dari Ibu yang minta dibikinin kartu, sisanya adalah keisengan gw semata ^^ 
Dan...........
Begini ni jadinya,







Ya, begitulah kira-kira hasil dari percobaan-percobaan yang pernah gw lakukan.
Cukup yang biasa-biasa dulu aja. Berhubung kalo mau bikin yang rada-rada canggih alat-alat dan bahan-bahannya pun agak menguras biaya.

let me know what you think about my handmade
I'll appreciate it ^^
Cheers!!!

Monday, July 8, 2013

Thank you Stamp-It :)


Gw bukanlah seseorang yang bisa mengendarai kendaraan bermotor, baik itu roda dua, roda empat atau bahkan roda delapan. Dengan traffic di Indonesia yang sangat menguji ketahanan emosi dan kelihaian dalam mengendarai kendaraan, gw masih belum mau bergabung dengan para pengendara lainnya. Kehadiran angkot, ojeg dan kawan-kawan udah cukup membantu untuk membawa gw dari satu tempat ke tempat lainnya dalam jangka waktu yang tidak pernah bisa ditentukan (tipikal Indonesia). Selain itu, dikaruniai sepasang kaki untuk berjalan sangatlah gw syukuri, jadi gw ingin memanfaatkan kaki ini sebaik mungkin. Ketika angkot dan kawan-kawan ga keliatan di jalanan, kaki ini selalu bisa diandalkan. Atau saat cuaca sedang bersahabat, kaki ini pun ingin melakukan perjalanannya sendiri. This is why I love my foot. My foot love to walk, enjoy every steps, while my eyes enjoy surroundings. Ga jarang langkah kaki gw membawa pada suatu hal yang menarik dan memberi sebuah pengalaman baru. 

Contohnya, ketika pada suatu hari di tahun 2012 gw dalam perjalan menuju pulang ke rumah, saat itu memang gw memilih untuk pulang dengan berjalan kaki karena cuacanya lagi enak (lokasi : di luar Indonesia). Langit cerah dan angin sepoi-sepoi, sayang banget kalo harus dilewatkan dengan naik bis yang disejukkan sama AC. Dalam langkah kaki yang semakin mendekati rumah, tiba-tiba pandangan gw terfokus pada sebuah toko yang memajang kartu-kartu lucu. Sayangnya saat itu gw ga bisa masuk karena toko udah tutup, jadi rasa penasaran harus ditahan sampai gw menemukan waktu yang tepat buat bisa kembali ke toko itu lagi.
Beberapa hari berlalu dan akhirnya gw (sambil ngajak temen) punya kesempatan buat kembali ke toko itu lagi.
Dalam sekejap gw dan temen langsung jatuh cinta sama toko itu. Kenapa? Karena eh karena, toko itu ternyata menjual segala sesuatu yang berhubungan dengan card making, scrapbooking dan sebangsanya. Di dalamnya, mereka menjual berbagai macam cap plus tinta dan alat-alat lainnya, kertas-kertas scrapbook yang lucu-lucu, stickers dll. Pokoknya toko itu menjual segala kelengkapan yang dibutuhkan kalau mau bikin kartu dan sebangsanya. 

Karena penasaran, gw dan temen mencoba untuk tanya ke shopkeepernya apa disitu ada kelas untuk belajar cara bikin stamp card dan sebangsanya. Ternyata eh ternyata, mereka ada kelas yang diadakan secara reguler. Tanpa pikir panjang (hanya menunggu terkumpulnya biaya), gw dan temen mendaftarkan diri untuk ambil kelas stamp card making.
Dan kelasnya sangat menyenangkan!! We were really enjoying our time making cards, surprised by the tools and the way to make a card. We learned so much in just 2 hours time.
Gw dan temen sempat dua kali ngambil kelas stamp card dan satu kali untuk kelas scrapbook. Dua-duanya menyenangkan, tapi stamp card steals my heart.

Di bawah ini adalah hasil selama ngikutin kelas-kelas tadi.













Sunday, May 12, 2013

Sekedar #2



Ada yang pernah denger judul film The Best Exotic Marigold Hotel? Atau ada yang udah nonton filmnya? Kebetulan gw udah pernah nonton film keluaran tahun 2012 ini. Dan film ini memberi suatu kesan tersendiri. Oleh karena itu, ijinkan gw untuk corat-coret sedikit mengenai film ini.

Akan gw awali dengan brief story-nya,
Jadi, filmnya tentang sekumpulan ‘pensiunan’ (kalau ga mau dibilang kakek dan nenek :D) asal Inggris memutuskan untuk menghabiskan waktu di salah satu negara ter-eksotis di dunia, India. Mereka semua berencana untuk tinggal/ menginap di ‘The Best Exotic Marigold Hotel’. Sebuah penginapan yang memenangkan hati mereka dengan iklan yang sangat menarik baik melalui selebaran brosur maupun internet. Sesampainya di India, mereka kaget dengan apa yang mereka lihat. Bahwa ternyata tempat yang akan mereka tinggali jauh berbeda dengan apa yang mereka harapkan sebelumnya. Para pensiunan ini harus mampu beradaptasi, bukan hanya dengan hotel tempat mereka beristirahat, tapi juga India dengan segala budaya, masyarakat juga makanannya. Kesulitan yang dihadapi pada awalnya, membuat mereka semakin belajar dan menemukan pengalaman yang memperkaya hidup (tidak ada kata terlambat untuk mencari dan mendapatkan sebuah pengalaman baru), dan pada akhirnya mereka menemukan kenikmatan/ hubungan sendiri dengan India, hotel tempat mereka tinggal dan orang-orang yang berada disekelilingnya.
Naa, kalau mau tau lebih jelasnya, gw sarankan untuk nonton film karya John Madden ini ya.

Berlangsung selama kurang lebih 124 menit, filmnya ga terasa membosankan, walaupun para pemainnya 80% adalah orang tua/ lanjut usia/ senior. Deretan cast nya bukan aktor dan aktris biasa, mereka adalah aktor dan aktris kawakan asal Inggris. Sebut aja Judi Dench (Casino Royale), Bill Nighy (Pirates of the Caribbean: Dead Man's Chest), Tom Wilkinson (Eternal Sunshine of the Spotless Mind), etc. Untuk pemain mudanya ada Dev Patel, yang mulai dikenal lewat performa perdananya dalam film Slumdog Millionaire (2008). Naa, kalau udah liat para pemainnya, agak ga mungkin kalau ini bakalan jadi film drama biasa.

Dan benar!!! Film ini 8 popcorn (dalam skala 10 popcorn)! Walaupun rata-rata pemainnya tidak se-sexy Ryan Gosling atau se-mempesona Scarlett Johansson, tapi performanya ga perlu diragukan lagi. Dan memang sangat menyenangkan melihat mereka beradu akting. Ceritanya menarik, bukan hanya soal perjalan mereka ke India, tapi juga pengalaman mereka selama di India. Perkembangan setiap karakter dimunculkan dengan caranya masing-masing. Masalah dan pergulatan personal juga diangkat dengan apik tanpa harus dibesar-besarkan/ didramatisir. Semua mendapatkan porsi yang pas. Walaupun ada yang menonjol, tapi ga membuat karakter yang lain nampak disisihkan.
Ada hal lain yang gw sukai. Kalau dilihat dari sisi gambarnya, apa yang disajikan oleh film ini very colourful. Hampir ga pernah kita melihat warna-warna gelap. Dalam satu scene bisa ada tiga primary colours yang ditampilkan. Menyenangkan banget sech buat diliat, menurut gw. Bayangkan ketika dalam satu nampan makanan, kita bisa liat ada warna merah, kuning, hijau, dll. Bukannya terlihat terlalu mencolok, tapi justru eksotis. Bayangkan ketika kuning disandingkan dengan biru. Wuaa, memanjakan mata banget.

For me, it’s recommended, apalagi bagi para pecinta film dengan genre drama plus penyuka aksen Inggris plus traveler. Walaupun ga menyoroti soal jalan-jalannya, tapi kalau butuh sedikit wejangan supaya bisa kerasan di negara orang, ga ada salahnya buat ditonton.

Happy watching!

Thursday, April 4, 2013

Sekedar #1


Baru-baru ini gw nonton film judulnya Seeking a Friend for the End of the World. Dibintangi oleh Steve Carell dan ada juga Keira Knightley. Naa, kalau denger namanya doanx, suka bikin penasaran film kaya apa sech yang bisa menyatukan mereka berdua? Apa bakalan sekonyol Get Smart atau seserius Atonement? Waktu awal gw liat cover filmnya, gw menebak film ini akan mengandung unsur-unsur konyol sedikit. Apalagi ada Steve Carell disitu, terkenal sebagai aktor yang doyan bermain dalam film berbau komedi.
Setelah gw tonton filmnya, ternyata tebakan gw agak sedikit meleset.  Film ini ga selucu yang gw kira. Memang sech masih ada hal-hal yang bisa bikin gw ketawa, tapi bukan banyolan semacem slapstick gitu. Gw melihat kelucuan ini dari tingkah laku atau kepribadian dari karakternya, selain memang ada sikon lain yang masih bisa bikin gw (pribadi) ketawa. Film ini kalau ibarat makanan tu seperti cookies, rasanya renyah, manis, dan ringan. Dialognya santai, ga nora’ (menurut gw), wajar (yang ga wajar tu yg kaya gimana coba? *mikir), ga banyak basa/i busuk penuh dengan kata-kata romantis. Intinya gw suka film ini. Film ini jadi salah satu yang masuk dalam daftar ‘Film yang ga bosen buat ditonton’ versi gw.

Tema filmnya sendiri sech tentang cinta, dibalut dengan latar belakang dunia menjelang akhir hayat karena asteroid yang akan segera menabrak bumi dalam waktu dekat. Jadi, secuil ceritanya tu Dodge (Steve Carell) yang sudah menikah akhirnya ditinggal pergi oleh istrinya, karena istrinya ternyata punya selingkuhan. Ditengah-tengah rasa kesendiriannya, tiba-tiba muncul sosok Penny (Keira Knightley) diberanda apartmentnya dalam keadaan menangis,  soalnya Penny ketinggalan pesawat yang bisa membawa dia berkumpul bersama keluarganya. Kemudian dari situ cerita berlanjut ke kejadian dimana Penny memberikan surat-surat milik Dodge yang nyasar ke alamat apartmentnya. Diantara sekian banyak surat, terdapat surat dari Olivia, kekasih Dodge waktu jaman sekolah, sehingga menumbuhkan keinginan Dodge buat ketemu lagi sama Olivia. Suatu malam, keadaan makin kacau akibat akhir dunia yang makin dekat. Dan, itulah momen awal dimana pada akhirnya Dodge dan Penny saling membantu untuk bisa bertemu dan berkumpul dengan orang yang mereka kasihi.
Untuk kelanjutan kisahnya, silahkan ditonton saja filmnya. Hohoho.

Naa, sebenernya gw bukan mau me-review soal filmya, tapi ada faktor lain yang bikin otak gw ganjen untuk bekerja dan jari gatel buat mengetik.
Eits, bukaan, bukan soal cinta. Tapi soal ‘when the time is running out’.

Seperti yang udah gw bilang sebelumnya, film Seeking a Friend for the End of the World tu mengambil latar belakang tetang akhir dunia. Ketika tau bahwa waktu kita untuk hidup di dunia udah hampir habis. Serem khan?! Kalo udah tau begitu, apa yang bakal dilakukan? Di dalam film sech, diperlihatkan bahwa orang-orang akan melakukan hal-hal yang mereka inginkan untuk ‘terakhir’ kalinya, entah itu pesta pora atau sekedar kumpul bareng keluarga. Tapi ada juga yang menjalankan kegiatan seperti runtinitas sehari-hari, kaya ga terjadi apa-apa.  #santai #tetepasek

Waktu gw nonton film ini dan melihat bahwa ada orang-orang yang berusaha untuk hidup sebaik mungkin karena sadar waktu mereka akan habis, timbullah sebuah pertanyaan di otak gw, ‘Kenapa musti nunggu ketika kita tau waktu kita udah mau habis?’
Kenapa musti sampai bener-bener tau jelas batas waktunya baru kita mau bertobat, atau makan bareng keluarga, atau nemenin anak belajar atau maafin orang, dkk? Padahal pada dasarnya kita tau bahwa hidup kita itu ada limitnya. Kalau limitnya besok, tapi belum sempet menyenangkan orang tua, gimana? Kalo limitnya 1 jam lagi, kalang kabut ga tu? Kalo limitnya 1 menit lagi, bisa apa hayoo?

Ketika pertanyaan ini muncul, gw cuma bisa senyum dan berkaca pada diri gw sendiri, ‘betapa cantiknya gw’.Hoho. Bukaan, bukan itu! Bercanda, bercanda! Hoho. Tapi, gw menyadari kalo PR gw masih buanyaaak, bahwa rasanya gw belum cukup untuk bisa jadi berkat buat orang-orang di sekitar gw, dll.

Entah dengan kehidupan kalian yang baca tulisan ini. Kalo merasa PR-nya masih banyak kaya gw, mari kita belajar bersama untuk bisa menjalani hidup dengan baik, belajar untuk ga perlu nunggu sampai waktunya bener-bener jelas. Memanfaatkan jatah hidup dengan sebaik-baiknya. Diisi dengan hal-hal yang postif, bukan cuma buat diri sendiri, tapi juga orang-orang disekitar. Amin.
God bless ^^

NB : buat yang doyan nail polish, nail polish yang dipake Penny a.k.a Keira Knightley di film ini lucu lho warnanya. Kalo ada yang nemu, kasih tau ya. I appreciate that. Thanks to the max. Hoho

Thursday, February 28, 2013

life is like.. blablabla


Ijinkan gw memulai tulisan ini dengan informasi sebagai berikut :

Pertama, suatu kali di musim hujan, gw ngobrol sama temen melalui alat komunikasi bernama mobile phone. Entah apa yang kami perbincangkan, gw ga bisa inget, saking banyaknya. Tapi dari sekian banyak yang kami bahas, ada satu hal yang nempel di otak. Dimana temen gw itu bilang kalo segala sesuatu terjadi karena suatu alasan.

Kedua, Les Misérables. Film karya Tom Hooper yang berhasil bikin gw merasa seperti nonton Broadway. Dari sekitar 158 menit yang gw lewati dan ratusan scene yang muncul, ada satu scene yang paling gw inget. Ketika Cosette (Amanda Seyfried) dan Marius (Eddie Redmayne) bertemu, lalu mereka bernyanyi dipisahkan oleh pagar rumah. Tiba-tiba ada penampakan seekor kupu-kupu hinggap di pagar sambil mengepakkan sayapnya perlahan. Wuaa, sempurna. Lengkap sudah sang sutradara membawa penonton merasakan bahwa Cosette dan Marius itu saling mencinta.

Ketiga, betapa abstraknya cara berpikir gw, sampai tiba-tiba gw inget tentang quote-quote yang nulis begini, ‘Life is like a movie’ blablabla.

Well, saatnya gw sambungkan ketiga informasi itu. Dan inilah hasil pemahaman gw.

Hidup itu ibarat film. Ok, bisaa. Naa, kalau gw pribadi menganggap bahwa kita ini aktor dan aktris yang memerankan karakter dalam film, sedangkan sutradaranya itu Tuhan. Hmm, Tuhan juga bisa jadi scriptwriternya, merangkap producer, merangkap music composer, dll. He’s The Artist lah. Kalau dalam kehidupan nyata sech bolehlah gw melihat sosok Charles Chaplin. Beliau itu salah satu pendiri United Artists Corporation (monggo di-Google). Kalau bikin film, beliau bukan cuma bertindak sebagai aktor, tapi juga sutradara, penulis skenario, producer, composer, all in one. But again, God, Himself, is the true Artist above all. The Master. The Almighty, more than Bruce Almighty. Tugas kita adalah memerankan karakter yang diberikan dengan sebaik-baiknya, bebas bereksplorasi. Asal ga melenceng dari arahan sutradara. The director has the vision.

Salah satu pengajar gw pernah bilang, apa yang kamu liat di film itu semua ada maksudnya. Settingnya, kostumnya, make-up-nya, lightingnya, dll, everything is there with purpose. Istilahnya Mise-en-Scéne (monggo di-Google lagi). Itulah yang membuat film keliatan bagus dimata penonton. Semua dipikirkan secara mendetail, semua dirancang dengan alasan. Seperti contohnya kupu-kupu dalam film Les Misérables. Kupu-kupu itu bukan tiba-tiba ada di pagar dan ga sengaja tertangkap oleh lensa kamera. Kupu-kupu itu memang dimaksudkan untuk ada disitu, sebuah simbol yang menguatkan penggambaran suasana cinta antara dua karakternya. Kenapa dalam film Argo banyak tight shot/ close-up, supaya kita bisa liat ekspresi setiap karakternya, merasakan ketegangan, kegelisahan, ketakutan yang sama dengan para karakternya. Kenapa warna nail polish Keira Knightley dalam film Seeking a Friend for the End of the World harus biru keabu-abuan? Gw yakin itu ada alasannya (walaupun gw ga ngerti apaan..hoho), yang berhubungan dengan penggambaran sosok karakter yang dimainkan Keira. Kenapa kalau sedih seringkali kita liat ada hujan turun, itulah simbol. Kecil sech, tapi punya makna terpendam, juga menyempurnakan. *cieeee* 
Itulah detail-detail yang kadang ga kita perhatiin, karena banyak hal lain yang lebih menarik perhatian kita. Biasanya sech hal-hal yang lebih kelihatan, yang lebih eye-catching gitu. Padahal tanpa disadari hal-hal kecil itulah yang melengkapi sesuatu yang besar itu.

Sering gw denger orang (salah satunya temen gw) bilang, ada alasan dibalik semua yang terjadi dalam hidup. Apa yang datang, apa yang pergi, seneng, sedih, memalukan, membanggakan, semua ada alasannya, walaupun ga semua harus kita cari alasannya dan ga semua alasan bisa kita pahami. Seperti simbol-simbol dalam film Stanley Kubrick yang suka susah buat dimengerti, tapi toh filmnya tetep bagus.

Mungkin kita sering ga sadar akan hal-hal yang kecil, karena terlalu dibuai sama hal yang besar (gw sering mengalami ini..hoho..). Hal kecil kalo ternyata hari ini masih bisa makan dan minum, hari ini masih bisa berangkat sekolah, masih bisa main bareng temen, masih bisa kerja, masih bisa peluk-cium orang tersayang. Sesuatu yang rutin, sederhana, tapi sering kita lupa. Fokus kita hanya pada sesuatu yang besar, pencapaian-pencapaian luar biasa dan ingin diakui oleh orang-orang. 
Apa artinya yang besar itu kalau ga bisa menikmati hidup. Apalah artinya budget besar, effect yang luar biasa kalo ceritanya memble.

Gw juga sering lupa dan ga merhatiin hal-hal kecil. Tapi mungkin ada saatnya kita (gw juga termasuk) musti bersantai, tenang, mengingat semua hal yang terjadi, besar dan kecilnya. We may not understand why all that should be happen, but the only thing that we can do is to trust the Director who direct our life.

Gw tutup dengan quote dari salah satu film kesukaan gw boleh ya. Ini ga nyambung sama life is like a movie sech, but since I like the quote, gw tulis aja ya.. hohoho.. *maksa*

"My momma always said life was like a box of chocolates. You never know what you're gonna get." - Forrest Gump


Sunday, February 17, 2013

Co-Pas from Paulo Coelho

Sekitar awal bulan Februari 2013, gw ditawarin oleh beberapa teman gereja untuk naik gunung entah dalam rangka apa. Sebenernya kakak gw sech yang ditawarin lebih dulu, terus kakak gw nawarin gw dech. Hoho. Lokasi gunung yang bakal kami daki jaraknya ga terlalu jauh dari lokasi rumah gw, sekitar 1 jam naik mobil untuk nyampe ke base camp a.k.a lahan buat parkir mobil, baru dari situ kita jalan menuju the real TKP. Puncak yang kami tuju sebenernya sech ga terlalu tinggi, apalagi kalo dibandingin sama Gunung Merapi, mungkin kalo dibandingin tu ibarat buyut dan cucunya atau cicitnya lah ya. Pokoknya cukup lah bagi pemula. Awalnya gw sempet ragu, selain karena cuaca yang kurang bersahabat (musim hujan saudara-saudara), juga karena nyokap gw yang kalo dari nadanya antara nyuruh gw buat ga ikut pergi atau ga memperbolehkan gw pergi (agak mirip ya maksudnya?? Hoho). Ujung-ujungnya gw memutuskan buat pergi, lumayan lah buat pengalaman. Iseng tepatnya. Hoho. Berbekal sepatu seadanya, sendal se-pas-nya, minuman dan makanan seenaknya, gw dan temen-temen berangkat ketika orang-orang masih terlelap dalam mimpinya. Kami pergi sekitar jam 4 subuh, dengan perhitungan bahwa kami punya waktu yang cukup buat menikmati terbitnya matahari dari puncak. *luar biasa*

Perjalanan bisa dibilang tidak lancar, karena satu, kami muter-muter buat nyari lokasi yang dimaksud, dua, roda mobilnya sempet masuk ke got. Hoho. Keren sekaliii!! Alhasil kami baru sampai di lahan parkir sekitar jam setengah 6 pagi. Memang pada akhirnya cita-cita kami untuk menikmati sunrise itu gagal, tapi apa salahnya menikmati indahnya pagi. Hoho. Dengan semangat '45 kami tancap gas menuju puncak. Setelah sampai, lalu apa yang kami lakukan di puncak sana? Yang pasti, minum, makan dan foto-foto. Disertai ngobrol dan menikmati pemandangan. Singkatnya, SERU!!

It was fun!! Total awesome!! Thanks a lot to all of my friends and my brother. God bless yu ol..

Eitss.. tapi tujuan gw disini bukan bercerita soal itu. Sebenernya tujuan gw adalah meng-copy-paste tulisan (cerita pendek) karya Paulo Coelho. *agak kurang kreatif* *tak apa*
Mr. Coelho adalah seorang penulis asal Brazil, dan salah satu karyanya yang paling terkenal adalah The Alchemist. Bisa dibilang gw ini pembaca setia karya beliau, karena memang tulisannya menarik dan ceritanya penuh dengan pesan yang pas di hati. Nah, cerita yang mau gw co-pas a.k.a copy-paste diambil dari buku yang berjudul  "Seperti Sungai yang Mengalir". Buku ini berisi kumpulan cerita pendek serta renungan dari sang pengarang yang jumlahnya lebih dari 50 judul. Diantara seabrek judul itu, ada banyak yang menohok, menampar, mengingatkan kembali juga mencerahkan jiwa. Tapi, ada satu judul yang rasanya harus gw bagikan, yaitu 'Pedoman Mendaki Gunung'. Jeng! Jeng! Tau khan sekarang kenapa gw memulai dengan se-upil kisah tentang pengalaman gw mendaki gunung. Hoho.

Baiklah, tanpa basa/i lagi saatnya gw 'salin' tulisan yang berjudul Pedoman Mendaki Gunung.

Pedoman Mendaki Gunung

Pilihlah gunung yang hendak didaki

Jangan terpengaruh omongan orang-orang. "Gunung yang itu indah", atau "Gunung yang itu lebih mudah." Banyak daya upaya dan semangat yang mesti dikerahkan untuk mencapai tujuan Anda, dan Anda satu-satunya yang bertanggung jawab atas pilihan Anda, jadi hendaknya Anda betul-betul yakin dengan apa yang Anda lakukan.

Pelajari cara mencapai gunung tersebut

Sering kali Anda bisa melihat gunung itu dari kejauhan-indah, menarik, penuh tantangan. Tetapi ketika Anda berusaha mencapainya, apa yang terjadi? Ternyata gunung itu dikelilingi banyak jalan; ada bentangan-bentangan hutan di antara Anda dan sasaran Anda tersebut; jalur yang kelihatan gampang di peta, pada kenyataannya jauh lebih rumit. Maka Anda harus mencoba semua jalan setapak dan rute-rutenya, hingga akhirnya suatu hari Anda berdiri di hadapan puncak yang ingin Anda daki.

Belajarlah dari orang yang sudah pernah kesana

Mungkin Anda mengira hanya Anda seorang yang ingin sampai ke sana. tetapi selalu ada orang lain yang pernah memiliki impian yang sama, dan orang ini telah meninggalkan petunjuk-petunjuk yang bisa memudahkan pendakian Anda: di mana tempat terbaik untuk mengikatkan tali, jalan-jalan setapak yang bisa dilalui, ranting-ranting yang telah dipatahkan supaya jalurnya lebih gampang diterabas. Ini memang pendakian  Anda, tanggung jawab Anda juga, tetapi jangan lupa bahwa belajar dari pengalaman-pengalaman orang-orang lain selalu bermanfaat.

Bahaya-bahaya, setelah dilihat dari dekat, bisa dikendalikan

Saat Anda mulai mendaki gunung impian Anda, perhatikan lingkungan sekitarnya. Sudah pasti ada tebing-tebing curam. Rekahan-rekahan yang nyaris terlewat dari pandangan. Batu-batu yang telah tergerus angin dan hujan hingga menjadi selicin es. Tetapi jika Anda tahu tempat yang Anda pijak, akan Anda lihaat jebakan-jebakan itu dan bisa menghindarinya.

Lanskapnya berubah-ubah, jadi manfaatkanlah sebaik-baiknya

Anda harus fokus pada tujuan Anda- yakni mencapai puncak, itu sudah pasti. tetapi, sambil mendaki, pemandangan tentu berubah-ubah, dan tidak ada salahnya Anda berhenti sesekali untuk menikmatinya. Semakin tinggi Anda mendalki, semakin jauh Anda bisa melayangkan pandang, makan sisihkan waktu untuk menemukan berbagai hal yang belum pernah Anda lihat,

Hormati tubuh Anda

Pendakian ini hanya bisa berhasil jikalau Anda memperhatikan kesejahteraan tubuh Anda. Hidup ini telah menganugerahi Anda dengan sekian banyak waktu, maka jangan menuntut terlalu banyak pada tubuh Anda. Kalau melangkah terlalu cepat, Anda menjadi lelah dan baru setengah jalan sudah menyerah. Kalau melangka terlalu lambat, malam akan turun dan Anda bakal tersesat. Nikmati pemandangan, minumlah dari mata air yang sejuk, dan makanlah buah-buah yang ditawarkan Alam dengan murah hati kepada Anda, tetapi jangan berhenti berjalan. 

Hormati jiwa Anda

Jangan terus-terusan berkata, "Akan kulakukan." Jiwa Anda sudah tahu itu. Yang perlu dilakukan jiwa Anda memanfaatkan perjalanan panjang ini untuk bertumbuh, untuk menggapi hingga ke cakrawala, menyentuh langit. Sekedar obsesi tidak membawa Anda kemana-mana, pada akhirnya malah akan merusak kegembiraan dalam mendaki. Di lain pihak, jangan terus-menerus berkata, "Ternyata lebih sulit daripada yang kukira," sebab ini akan melemahkan semangat Anda.

Bersiaplah untuk berjalan lebih jauh

Jarak menuju puncak gunung selalu lebih jauh daripada yang Anda perkirakan. Ada saatnya jarak yang kelihatannya sudah dekat itu ternyata masih sangat jauh. Tetapi ini tentunya bukan rintangan, berhubung Anda sudah siap untuk berjalan lebih jauh.

Bersukacitalah sesampainya di puncak

Menangislah, tepuk tangan, berteriaklah keras-keras bahwa Anda sudah berhasil. Biarkan angin (sebab di atas sana anginnya selalu kencang) memurnikan pikiran Anda, menyejukkan kaki-kaki Anda yang kepanasan dan letih, mecelikkan mata Anda, dan meniup debu-debu yang melekat di hati Anda. Apa yang dulu sekadar impian, visi yang dipandang-pandang dari kejauhan, telah kini menjadi bagian dari hidup Anda. Anda berhasil meraihnya, bagus sekali.

Ikrarkan

Sekarang Anda tahu bahwa di dalam diri Anda ternyata tersimpan kekuatan itu, maka katakan pada diri sendiri bahwa kekuatan ini akan Anda gunakan selama sisa hidup Anda; ikrarkan juga pada diri sendiri untuk menemukan gunung lain, lalu bangkitlah untuk menjalani petualangan itu.

Ceritakan kisah Anda

Ya, ceritakanlah. Jadilah contoh bagi orang-orang lain. Ceritakan pada setiap orang bahwa itu bisa dilakukan, supaya orang-orang lain juga menemukan keberanian untuk mendaki gunung-gunung mereka sendiri.

by Paulo Coelho (Seperti Sungai yang Mengalir - Pedoman Mendaki Gunung)


Semoga benar-benar bisa menjadi pedoman dan berkat.

God bless ^^